Berikut
ini saya kutip dari berbagai sumber sebagian guyon Gusdur, yang dikenal sebagai
Bapak Prulalisme, Kiyai Nyeleneh dan terakhir ada yang memberi gelar
Kiyai Ad- Dakhil ( Sang Penakluk ). Anda Penasaran, ikuti guyon Gusdur berikut
ini
1. Jarak Tuhan dengan Hamba
Yang paling jauh dengan Tuhannya
adalah
a. Agama Islam, karena selalu mengucapkan ‘Allahu Akbar’ (dengan suara kencang),
b. Agama Hindu panggil Tuhannya ‘o….mm’ (dengan suara pelan),
c. Agama Kristen memangil Tuhannya ‘Bapak dan Bunda’ (dengan suara terisak)
a. Agama Islam, karena selalu mengucapkan ‘Allahu Akbar’ (dengan suara kencang),
b. Agama Hindu panggil Tuhannya ‘o….mm’ (dengan suara pelan),
c. Agama Kristen memangil Tuhannya ‘Bapak dan Bunda’ (dengan suara terisak)
2. Hasil Otopsi Dokter Bedah Terhadap Kepala Presiden RI.
a. Bung Karno hanya otak kanannya
yang berkembang karenanya Bung Karno suka dengan wanita,
b.Habibi hanya otak kirinya yang berkembang karenanya dia suka teknologi,
c. Soeharto saat dibuka kepalanya tidak ada otaknya.
d. Gus Dur saat dibuka kedua otak kanan dan kirinya berkembang, tapi tidak pernah nyambung,” ujarnya menirukan lelucon Gus Dur. [win/bar]
b.Habibi hanya otak kirinya yang berkembang karenanya dia suka teknologi,
c. Soeharto saat dibuka kepalanya tidak ada otaknya.
d. Gus Dur saat dibuka kedua otak kanan dan kirinya berkembang, tapi tidak pernah nyambung,” ujarnya menirukan lelucon Gus Dur. [win/bar]
3. Siapa yang Paling Hebat?
Di atas geladak kapal perang US Army
tiga pemimpin negara sedang “berdiskusi” tentang prajurit siapa yang paling
berani. Eh kebetulan di sekitar kapal ada hiu-hiu yang sedang kelaparan lagi
berenang mencari makan …
a.Bill Clinton (AS): Kalau Anda tahu … prajurit kami adalah yang terberani di
seluruh dunia … Mayor .. sini deh … coba kamu berenang keliling ini kapal
sepuluh kali.
Mayor: (walau tahu ada hiu) siap
pak, demia “The Star Spangled Banner” saya siap ,,, (akhirnya dia terjun dan
mengelilingi kapal 10 kali sambil dikejar hiu).
Mayor: (naik kapal dan menghadap)
Selesai pak!!! Long Live America!!
Clinton: Hebat kamu, kembali ke
pasukan!
b.Koizumi (PM.Jepang) : (tak mau ketinggal, dia panggil sang sersan) Sersan!
Menghadap sebentar (sang Sersan datang) … coba kamu keliling kapal ini sebanyak
50 kali … !
Sersan: (melihat ada hiu … glek …
tapi) for the queen I’am ready to serve!!! (pekik sang sersan, kemudian
membuka-buka baju lalu terjun ke laut dan berenang keliling 50 kali … dan
dikejar hiu juga).
Sersan: (menghadap sang perdana
menteri) GOD save the queen!!!
Koizumi: Hebat kamu … kembali ke
tempat … Anda lihat Pak Clinton … Prajurit saya lebih berani dari prajurit Anda
… (tersenyum dengan hebat …)
c. Gusdur (RI): Kopral ke sini kamu … (setelah datang …) saya perintahkan
kamu untuk terjun ke laut lalu berenang mengelilingi kapal perang ini sebanyak
100 kali … ok?
Kopral: Hah … Anda gila yah …!
Presiden nggak punya otak … nyuruh berenang bersama hiu … kurang ajar!!! (sang
Kopral pun pergi meninggalkan sang presiden …)
Gus Dur: (Dengan sangat bangga) Anda
lihat Pak Clinton dan Pak … Cumi Cumi … kira-kira siapa yang punya prajurit
yang paling BERANI!!! … Hidup Indonesia … !!!
4. Beda NU lama dengan NU baru
Suatu hari, di bulan Ramadhan, Gus
Dur bersama seorang kyai lain (kyai Asrowi) pernah diundang ke kediaman mantan
presiden Soeharto untuk buka bersama.
Setelah buka, kemudian sholat
maghrib berjama’ah. Setelah minum kopi, teh dan makan, terjadilah dialog antara
Soeharto dan Gus Dur.
Soeharto: “Gus Dur sampai malam di sini?”
Gus Dur: “Engga Pak! Saya harus segera pergi ke ‘tempat lain’.”
Soeharto: “Oh iya ya ya… silaken. Tapi kyainya kan ditinggal di sini
ya?”
Gus Dur: “Oh, iya Pak! Tapi harus ada penjelasan.”
Soeharto: “Penjelasan apa?”
Gus Dur: “Sholat Tarawihnya nanti itu ‘ngikutin’ NU lama atau NU
baru?”
Soeharto jadi bingung, baru kali ini
dia mendengar ada NU lama dan NU baru. Kemudian dia bertanya.
Soeharto: “Lho NU lama dan NU baru apa bedanya?”
Gus Dur: ” Kalau NU baru lama, Tarawih dan Witirnya itu 23
rakaat.”
Soeharto: “Oh iya iya ya ya… ga apa-apa….”
Gus Dur sementara diam.
Soeharto: “Lha kalau NU baru?”
Gus Dur: “Diskon 60% !”
Hahahahahaha…. (Gus Dur, Soeharto,
dan orang-orang yang mendengar dialog tersebut pun tertawa.)
Gus Dur: “Ya, jadi sholat Tarawih dan Witirnya cuma tinggal 11
rakaat.”
Soeharto: “Ya sudah, saya ikut NU baru aja, pinggang saya sakit.”
5.Sopir Metromini dan Juru Dakwah
Di pintu akherat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu selama di dunia?” tanya malaikat itu.
Di pintu akherat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu selama di dunia?” tanya malaikat itu.
“Saya sopir Metro Mini, Pak.” Lalu
malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk sopir Metro tersebut dan
peralatan yang terbuat dari emas.
Lalu datang Gus Dur dengan dituntun
ajudannya yang setia. “Apa kerja kamu di dunia?” tanya malaikat kepada Gus Dur.
“Saya mantan presiden dan juga juru
dakwah Pak…” lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil dan peralatan dari
kayu. Melihat itu Gus Dur protes.
“Pak kenapa kok saya yang mantan
presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan yang lebih rendah dari seorang sopir
Metro..?” Dengan tenang malaikat itu menjawab: “Begini Pak… Pada saat Bapak
ceramah, Bapak membuat orang-orang semua ngantuk dan tertidur… sehingga
melupakan Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro Mini mengemudi dengan ngebut,
ia membuat orang-orang berdoa ….” (mbs)
6. Ikan Curian Gusdur Jadi Halal
Gus Dur menjadi santri di Pondok
Pesantren Salaf Asrama Perguruan Islam (Ponpes Salaf API) Tegalrejo, Magelang,
antara 1957-1959. Gus Dur bersama beberapa teman-temannya merancang skenario
pencurian ikan di kolam milik Sang Guru, Kiai Haji Chudlori.
Waktu itu, Gus Dur menyuruh
teman-temannya untuk mencuri ikan di kolam sementara Gus Dur mengawasi di
pinggir kolam,”
Gus Dur tak ikut masuk ke kolam
dengan dalih mengawasi jika sewaktu-waktu KH Chudlori keluar dan melewati
kolam. Tak lama kemudian, lanjut dia, KH Chudlori yang setiap pukul 01.00 WIB
selalu keluar rumah untuk menuaikan shalat malam di masjid melintas di dekat kolam.
Seketika itu juga, teman-teman Gus Dur yang sedang asyik mengambil ikan
langsung disuruh kabur. Sementara Gus Dur tetap berdiri di pinggir kolam dengan
memegang ikan hasil curian.
Gus Dur kepada KH Chudlori , kalau
tadi ikan milik kiai telah dicuri dan Gus Dur mengaku berhasil mengusir para
pencuri itu, ikan hasil curiannya berhasil Gus Dur selamatkan.
Atas “jerih-payah” Gus Dur itu, KH
Chudlori menghadiahkan ikan tersebut kepada Gus Dur supaya dimasak di kamar
bersama teman-temannya. Akhir kata, ikan itu akhirnya dinikmati Gus Dur bersama
teman-teman bengalnya.
Jelas Gus Dur mendapat protes keras
dari teman-temannya yang disuruhnya mencuri tadi. Namun bukan Gus Dur namanya
jika tak bisa berdalih, yang lebih penting adalah hasilnya.
“Wong awakmu yo melu mangan iwake.
Lagian, iwake saiki wis halal wong uwis entuk izin seko kyai. (Kamu juga ikut
makan ikannya. Lagi pula, ikan curian tersebut sudah halal, karena telah
mendapat izin dari kiai-red)
7. Dialog Presiden Dengan Tuhan
a. Ronald Reagen (AS), ” Tuhan, kapan negara kami makmur?, Tuhan jawab,” 20 tahun
lagi”. Presiden AS menangis.
b. Presiden Syarkozy (
Prancis), ” Tuhan, kapan negara Prancis
makmur?, Tuhan menjawab, ” 25 tahun lagi”, Mendengar jawaban Tuhan, Presiden
Prancis menangis.
c. Tony Blair ( PM.
Inggris ). ” Tuhan, kapan negara Inggeris
bisa makmur”, Tuhan menjawab,” 20 tahun lagi”, PM. Tony Blair ikut juga
menangis.
d. Gusdur ( Presiden RI),” Tuhan, kapan negara Indonesia bisa makmur?,” ternyata
Tuhan tidak jawab, gantian Tuhan yang menangis.
8.Menebak Usia Mumi
Ini cerita Gus Dur beberapa tahun
yang lalu, sewaktu jaman Orde Baru. Cerita tentang sayembara menebak usia mumi
di Giza, Mesir. Puluhan negara diundang oleh pemerintah Mesir, untuk
mengirimkan tim ahli Palaeo Antropologinya yang terbaik.
Akan tetapi, pemerintah Indonesia
lain dari yang lain, namanya juga jaman Orde Baru yang waktu itu masih bergaya
represif misalnya banyaknya penculikan para aktivis. Makanya pemerintah
mengirimkan seorang aparat yang komandan intel.
Setelah sejumlah negara maju untuk
menebak usai mumi, giliran delegasi Indonesia yang maju. Pak Komandan bertanya
kepada panitia, bolehkan dia memeriksa mumi itu di ruang tertutup. “Boleh,
silahkan,” jawab panitia.
Lima belas menit kemudian, dengan
tubuh berkeringan Pak Komandan Intel itu keluar dan mengumumkan temuannya
kepada tim juri. “Usia mumi ini enam ribu dua
ratus empat puluh lima tahun enam bulan tujuh hari,” katanya
dengan lancar.
Ketua dan seluruh anggota tim juri
terbelalak dan saling berpandangan, heran dan kagum jawaban itu tepat sekali.
Menjelang kembali ke Indonesia, Pak
Komandan Intel dikerumuni wartawan dalam dan luar negeri di lobby hotel. “Anda
luar biasa,” kata mereka. “Bagaimana cara Anda tahu dengan persis usia mumi
itu?”
Pak Komandan dengan enteng menjawab, “Saya gebuki, ngaku dia!”
9.Ohh Internet
Suatu kali ada seorang Kiai Madura
yang membanggakan pembangunan pesantrennya kepada Gus Dur.
“Wah … pesantren saya sudah jadi.
Lengkap, bangunannya luas bertingkat,” katanya dengan wajah bangga. “Kapan-kapan Gus Dur harus ke sana. Soalnya sudah lengkap
dengan eternit,” tambahnya lagi.
“Eternit?” tanya Gus Dur sambil berpikir setiap bangunan kan memang
perlu eternit.
“Payah, mosok nggak
ngerti. Itu lho yang pakai komputer …!”
“Ohhh … internet,” jawab Gus Dur bersama-sama beberapa orang yang hadir sambil tertawa.
“Ohhh … internet,” jawab Gus Dur bersama-sama beberapa orang yang hadir sambil tertawa.
10.Stek Tumbuhan
Di ruang perpustakaan pribadinya,
sedang terjadi diskusi yang serius antara Gus Dur dengan salah seorang anaknya
yang kepingin jadi anggota LKIR.
Gus Dur: “Memangnya apa yang bisa
kamu sumbangkan untuk LKIR sekolahmu?”
Anak: “Sebuah penemuan dari penelitian yang saya lakukan sendiri.”
Gus Dur: “Apa itu?”
Anak: “Penggabungan (stek) tiga jenis tumbuhan yang sangat berlainan spesiesnya. Dan ternyata berhasil.”
Gus Dur: “Apa tiga jenis tumbuhan itu …?”
Anak: “Kelapa, singkong, dan tebu.”
Gus Dur: (terdiam, sepertinya tidak percaya) “Lalu apa yang terjadi dengan ketiga tumbuhan itu?’
Anak: “Jadi gethuk
Anak: “Sebuah penemuan dari penelitian yang saya lakukan sendiri.”
Gus Dur: “Apa itu?”
Anak: “Penggabungan (stek) tiga jenis tumbuhan yang sangat berlainan spesiesnya. Dan ternyata berhasil.”
Gus Dur: “Apa tiga jenis tumbuhan itu …?”
Anak: “Kelapa, singkong, dan tebu.”
Gus Dur: (terdiam, sepertinya tidak percaya) “Lalu apa yang terjadi dengan ketiga tumbuhan itu?’
Anak: “Jadi gethuk
11.Tiga Jenis Orang NU
Rumah Gus Dur di kawasan Ciganjur,
Jakarta Selatan, sehari-harinya tidak pernah sepi dari tamu. Dari pagi hingga
malam. Bahkan tak jarang sampai dini hari para tamu ini datang silih berganti
baik yang dari kalangan NU maupun bukan. Mereka pun banyak dari luar kota.
Menggambarkan fanatisme orang NU,
Gus Dur mengatakan, tamu-tamu itu ada tiga tipe orang NU.
Pertama :“Kalau mereka datang dari pukul 07.00 – 21.00 dan
menceritakan tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan
fanatik terhadap NU,” kata Gus Dur.
Kedua:” mereka yang meski sudah larut
malam, sekitar pukul 21.00-01.00, masih mengetuk pintu Gus Dur dan membicarakan
NU. “Ini namanya orang gila NU,” ujarnya.
Ketiga: “ kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu rumah
saya jam dua dinihari hingga jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila,”
kata Gus Dur sambil terkekeh.
12.Ho Oh
Seorang ajudan Presiden
Bill Clinton dari Amerika Serikat sedang jalan-jalan di Jakarta. Karena bingung
dan tersesat, dia kemudian bertanya kepada
seorang penjual rokok. “Apa betul ini Jalan Sudirman?” “Ho oh,” jawab si
penjual rokok.
Karena bingung dengan jawaban
tersebut, dia kemudian bertanya lagi kepada seorang Polisi yang sedang mengatur
lalu lintas. “Apa ini Jalan Sudirman?” Polisi
menjawab, “Betul.”
Karena bingung mendapat jawaban yang
berbeda, akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur yang waktu itu kebetulan melintas
bersama ajudannya. “Apa ini Jalan Sudirman?” Gus
Dur menjawab “Benar.”
Bule itu semakin bingung saja karena
mendapat tiga jawaban yang berbeda. Lalu akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur
lagi, mengapa waktu tanya tukang rokok
dijawab “Ho oh,” lalu tanya polisi dijawab
“betul” dan yang terakhir
dijawab Gus Dur dengan kata “benar.”
Gus Dur tertegun sejenak, lalu dia
berkata, “Ooh begini, kalau Anda bertanya kepada
tamatan SD maka jawabannya adalah ho
oh, kalau yang bertanya kepada
tamatan SMA maka jawabannya adalah
betul. Sedangkan kalau yang bertanya kepada tamatan
Universitas maka jawabannya benar.“
Ajudan Clinton itu mengangguk dan
akhirnya bertanya, “Jadi Anda ini seorang
sarjana?”
Dengan
spontan Gus Dur menjawab, “Ho … oh!”
13. Made In Japan, Sangat Cepat …
Di luar Hotel Hilton, Gus Dur bersama sahabatnya yang seorang turis Jepang mau pergi ke Bandara. Mereka naik taksi di jalan, tiba-tiba saja ada mobil kencang sekali menyalip taksinya. Dengan bangga Si Jepang berteriak, “Aaaah Toyota, made in Japan. Sangat cepat…!”
Di luar Hotel Hilton, Gus Dur bersama sahabatnya yang seorang turis Jepang mau pergi ke Bandara. Mereka naik taksi di jalan, tiba-tiba saja ada mobil kencang sekali menyalip taksinya. Dengan bangga Si Jepang berteriak, “Aaaah Toyota, made in Japan. Sangat cepat…!”
Tidak lama kemudian, mobil lain
menyalip taksi itu. Si Jepang teriak lagi, “Aaaah Nissan, made ini Japan.
Sangat cepat.”
Beberapa lama kemudian, taksi yang
ia naiki lagi-lagi disalip mobil, dan Si Jepang teriak lagi “Aaaah Mitsubishi.
Made in Japan sangat cepat…!” Gus Dur dan sopir taksi itu merasa kesal melihat
Si Jepang ini bener-bener nasionalis.
Kemudian, sesampainya di bandara,
sopir taksi bilang ke Si Jepang. “100 dolar, please…”
“100 dolars…?! Ini tidak jauh dari
hotel.”
“Aaaah… Argometer made in Japan kan
sangat cepat sekali,” kata Gus Dur menyahut Si Jepang itu.
****
14. Kesatuan Ummat Beragama
Guyonan lainnya dilontarkan Gus Dur saat menghadiri “Seminar wawasan kebangsaan Indonesia” di Batam. Di hadapan 100 pendeta dari seluruh propinsi Kepulauan Riau, Gus Dur menjelaskan kebersamaan harus diawali dengan sikap berbaik hati terhadap sesama.
Guyonan lainnya dilontarkan Gus Dur saat menghadiri “Seminar wawasan kebangsaan Indonesia” di Batam. Di hadapan 100 pendeta dari seluruh propinsi Kepulauan Riau, Gus Dur menjelaskan kebersamaan harus diawali dengan sikap berbaik hati terhadap sesama.
“Oleh karena itu seluruh umat bertanggung
jawab atas masa depan bangsa. Boleh berantem satu sama lain, tapi keselamatan
bangsa tetap diutamakan,” kata Gus Dur disambut tawa peserta.
***
15.DPR Turun Pangkat
Dia juga sempat melontarkan guyonan tentang prilaku anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Sempat menyebut mereka sebagai anak Taman Kanak-Kanak. Gus Dur pun berseloroh anggota DPR sudah “turun pangkat” setelah ricuh dalam sidang paripurna pembahasan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada 2004 silam.
Dia juga sempat melontarkan guyonan tentang prilaku anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Sempat menyebut mereka sebagai anak Taman Kanak-Kanak. Gus Dur pun berseloroh anggota DPR sudah “turun pangkat” setelah ricuh dalam sidang paripurna pembahasan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada 2004 silam.
“DPR dulu TK, sekarang playgroup,”
kata Gus Dur, ketika menjawab pertanyaan wartawan tentang kejadian di DPR saat
sidang itu.
***
16.Menyesal Bertemu Bidadari
Bahkan saat menanggapi aksi jihad yang dilakukan oleh banyak warga muslim yang percaya kematiannya akan menjamin tempat di surga, Gus Dur malah kembali melemparkan leluconnya.
Bahkan saat menanggapi aksi jihad yang dilakukan oleh banyak warga muslim yang percaya kematiannya akan menjamin tempat di surga, Gus Dur malah kembali melemparkan leluconnya.
“Gus, betulkah para pengebom itu
mati syahid dan bertemu bidadari di surga?” tanya seorang wartawan kepada Gus
Dur.
Gus Dur pun menjawab, “Memangnya
sudah ada yang membuktikan?”
“Tentu saja belum kan, ulama maupun
teroris itu kan juga belum pernah ke surga. Mereka itu yang jelas bukan mati
syahid tapi mati sakit. Dan kalau pun mereka masuk surga, mereka akan menyesal
bertemu bidadari, karena kepalanya masih tertinggal di dunia dan ditahan
polisi,” lanjut Gus Dur cengengesan.
17.Hallo Abdurrahman Saleh Sudah Mendarat di Airport Abdurahman Wahid
Pada akhir April 2000, Gus Dur
sempat ke Malang, dan mendarat di Bandara Abdurrahman Saleh. Ini mengingatkan
dia pada peristiwa belasan tahun silam, ketika dia mendarat di bandara yang
sama dari Jakarta, saat masih ada penerbangan regular dari Bandara Halim
Perdanakusuma ke Malang.
Waktu itu Gus Dur bersama antara
lain Almarhum Jaksa Agung Sukarton Marmosujono. Sebagaimana lazimnya untuk rombongan
orang penting, mereka pun disambut oleh pasukan Banser NU.
Ketika rombongan sudah siap berangkat ke Selorejo, sekitar 60 kilometer dari bandara, petugas Banser melaporkan pada posko melalui handy talky.
“Halo, halo, rojer,” kata Mas Banser. “Lapor: Abdurrahman Saleh sudah mendarat di airport Abdurrahman Wahid!”
Ketika rombongan sudah siap berangkat ke Selorejo, sekitar 60 kilometer dari bandara, petugas Banser melaporkan pada posko melalui handy talky.
“Halo, halo, rojer,” kata Mas Banser. “Lapor: Abdurrahman Saleh sudah mendarat di airport Abdurrahman Wahid!”
18. Kaum Almarhum
Mungkinkah Gus Dur benar-benar
percaya pada isyarat dari makam-makam leluhur? Kelihatannya dia memang percaya,
sebab Gus Dur selalu siap dengan gigih dan sungguh-sungguh membela
“ideologi”nya itu. Padahal hal tersebut sering membuat repot para koleganya.
Tapi, ini mungkin jawaban yang
benar, ketika ditanya kenapa Gus Dur sering berziarah ke makam para ulama dan
leluhur.
“Saya datang ke makam, karena saya
tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak punya kepentingan lagi.” Katanya.
19. Lupa Tanggal Lahir
Gus Dur, nama lengkapnya adalah
Abdurrahma Al-Dakhil. Dia dilahirkan pada hari Sabtu di Denanyar, Jombang, Jawa
Timur. Ada rahasia dalam tanggal kelahirannya. Gus Dur ternyata tidak tahu
persis tanggal berapa sebenarnya dia dilahirkan.
Sewaktu kecil, saat dia mendaftarkan
diri sebagai siswa di sebuah SD di Jakarta, Gus Dur ditanya, ” Namamu
siapa Nak?” “Abdurrahman,” jawab Gus Dur.
“Tempat dan tanggal lahir?’ “Jombang
…,” jawab Gus Dur terdiam beberapa saat.
“Tanggal empat, bulan delapan, tahun 1940,” lanjutnya
“Tanggal empat, bulan delapan, tahun 1940,” lanjutnya
Gus Dur agak ragu sebab dia
menghitung dulu bula kelahirannya. Gus Dur hanya hapal bulan Komariahnya, yaitu
hitungan berdasarkan perputaran bulan. Dia tidak ingat bulan Syamsiahnya atay
hitungan berdasarkan perputaran matahari.
Yang Gus Dur maksud, dia lahir bulan
Syakban, bulan kedelapan dalam hitungan Komariag. Tetapi gurunya menganggap
Agustus, yaitu bulan delapan dalam hitungan Syamsiah.
Maka sejak itu dia dianggap lahir
pada tanggal 4 Agustus 1940. Padahal sebenarnya dia lahir pada 4 Syakban 1359
Hijriah atau 7 September 1940.
20. Santri Dilarang Merokok
“Para santri dilarang keras
merokok!” begitulah aturan yang berlaku di semua pesantren, termasuk di
pesantren Tambak Beras asuhan Kiai Fattah, tempat Gus Dur pernah nyatri. Tapi,
namanya santri, kalau tidak bengal dan melanggar aturan rasanya kurang afdhol.
Suatu malam, tutur Gus Dur, listrik
di pesantren itu tiba-tiba padam. Suasana pun jadi gelap gulita. Para santri
ada yang tidak peduli, ada yang tidur tapi ada juga yang terlihat jalan-jalan
mencari udara segar.
Di luar sebuah rumah, ada seseorang
sedang duduk-duduk santai sambail merokok. Seorang santri yang kebetulan
melintas di dekatnya terkejut melihat ada nyala rokok di tengah kegelapan itu.
“Nyedot, Kang?” sapa si santri
sambil menghampiri “senior”-nya yang sedang asyik merokok itu. Langsung saja
orang itu memberikan rokok yang sedang dihisapnya kepada sang “yunior”. Saat
dihisap, bara rokok itu membesar, sehingga si santri mengenali wajah orang
tadi.
Saking takutnya, santri itu langsung
lari tunggang langgang sambil membawa rokok pinjamannya. “Hai, rokokku jangan
dibawa!” teriak Kiai Fatta.
21. Kuli dan Kyai
Rombongan jamaah haji NU dari Tegal
tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab Saudi. Langsung saja kuli-kuli
dari Yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang yang mereka bawa.
Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan serius dalam
bahasa Arab.
Melihat itu, rombongan jamaah haji
tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap: Amin, Amin, Amin!
Gus Dur yang sedang berada di
bandara itu menghampiri mereka: “Lho kenapa Anda berkerumun di sini?”
“Mereka terlihat sangat fasih
berdoa, apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai.”
22. Sate Babi
Suatu ketika Gus Dur dan ajudannya
terlibat percakapan serius.
Ajudan: Gus, menurut Anda makanan apa yang haram?
Gus Dur: Babi
Ajudan: Yang lebih haram lagi
Gus Dur: Mmmm … babi mengandung babi!
Ajudan: Yang paling haram?
Gus Dur: Mmmm … nggg … babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi!
Ajudan: Gus, menurut Anda makanan apa yang haram?
Gus Dur: Babi
Ajudan: Yang lebih haram lagi
Gus Dur: Mmmm … babi mengandung babi!
Ajudan: Yang paling haram?
Gus Dur: Mmmm … nggg … babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi!
23. Tak Punya Latar Belakang Presiden
Mantan Presiden Abdurrahman Wahid
memang unik. Dalam situasi genting dan sangat penting pun dia masih sering
meluncurkan joke-joke yang mencerdaskan.
Seperti yang dituturkan Ketua
Mahkamah Konstitusi Mahfud MD saat diinterview salah satu televisi swasta.
“Waktu itu saya hampir menolak penunjukannya sebagai Menteri Pertahanan. Alasan
saya, karena saya tidak memiliki latar belakang soal TNI/Polri atau
pertahanan,” ujar Mahfud.
Tak dinyana, jawaban Gus Dur waktu
itu tidak kalah cerdiknya. “Pak Mahfud harus bisa. Saya saja menjadi Presiden
tidak perlu memiliki latar belakang presiden kok,” ujar Gus Dur santai.
Karuan saja Mahfud MD pun tidak
berkutik. “Gus Dur memang aneh. Kalau nggak aneh, pasti nggak akan memilih saya
sebagai Menhan,” kelakar Mahfud.
24.Obrolan Presiden
Saking sudah bosannya keliling dunia, Gus Dur mencari suasana baru. Saat itu dia mengundang Presiden Amerika Serikat dan Perancis terbang bersama Gus Dur keliling dunia dengan pesawat kepresidenan RI 1. Boleh dong, memangnya hanya AS dan Prancis saja yang punya pesawat kepresidenan.
Saking sudah bosannya keliling dunia, Gus Dur mencari suasana baru. Saat itu dia mengundang Presiden Amerika Serikat dan Perancis terbang bersama Gus Dur keliling dunia dengan pesawat kepresidenan RI 1. Boleh dong, memangnya hanya AS dan Prancis saja yang punya pesawat kepresidenan.
Seperti biasa, setiap presiden
selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya.
Betul dugaan Gus Dur, tidak lama
Presiden Amerika, saat itu, Bill Clinton, mengeluarkan tangannya ke luar
pesawat. Sesaat kemudian dia berkata, “Wah kita sedang berada di atas New
York.”
“Lho kok bisa tau?” tanya Gus Dur.
“Ini patung Liberty saya pegang.”
Presiden Prancis Jacques Chirac tak
mau kalah. Dia ikut mengulurkan tangannya ke luar pesawat. “Kita sedang berada
di atas Paris,” katanya.
“Wah… kok bisa tau juga?” kata Gus
Dur.
“Itu… menara Eiffelnya, saya bisa
sentuh.”
Gus Dur panas mendengar kesombongan
Clinton dan Chirac. Kali ini giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya.
“Wah… kita sedang berada di atas
Tanah Abang,” teriak Gus Dur.
“Lho kok bisa tau?” tanya Clinton
dan Chirac heran karena tahu Gus Dur tidak bisa melihat.
“Ini jam tangan saya hilang,” jawab
Gus Dur kalem.
***
25. Gus Dur Diplintir Media
Gus Dur, dalam satu acara peluncuran biografinya, menceritakan tentang kebiasan salah kutip oleh media massa atas berbagai pernyataan yang pernah dikeluarkannya.
Gus Dur, dalam satu acara peluncuran biografinya, menceritakan tentang kebiasan salah kutip oleh media massa atas berbagai pernyataan yang pernah dikeluarkannya.
Dia mencontohkan, ketika berkunjung
ke Sumatera Utara ditanya soal pernyataan Menteri Senior Singapura Lee Kuan Yew
tentang gembong teroris di Indonesia. Gus Dur mengatakan, pada saatnya
nanti dia akan mengajarkan demokratisasi di Singapura.
Namun, media massa mengutip dia akan
melakukan demo di Singapura. Walah-walah… gitu aja kok repot!
***
26. Doa Mimpi Matematika
Jauh sebelum menjadi presiden, Gus Dur dikenal sebagai penulis yang cukup produktif. Hampir tiap pekan tulisannya muncul di koran atau majalah. Tema tulisannya pun beragam, dari soal politik, sosial, sastra, dan tentu saja agama.
Jauh sebelum menjadi presiden, Gus Dur dikenal sebagai penulis yang cukup produktif. Hampir tiap pekan tulisannya muncul di koran atau majalah. Tema tulisannya pun beragam, dari soal politik, sosial, sastra, dan tentu saja agama.
Dia pernah mengangkat soal puisi
yang ditulis oleh anak-anak di bawah usia 15 tahun yang dimuat majalah Zaman.
Kata Gus Dur, anak-anak itu ternyata
lebih jujur dalam mengungkapkan keinginannya. Enggak percaya? Gus Dur
membacakan puisi yang dibuat Zul Irwan
Tuhan
…
berikan aku mimpi malam ini
tentang matematika
yang diujikan besok pagi
***
berikan aku mimpi malam ini
tentang matematika
yang diujikan besok pagi
***
27. Tiga Polisi Jujur
Gus Dur sering terang-terangan ketika mengkritik. Tidak terkecuali ketika mengkritik dan menyindir polisi.
Gus Dur sering terang-terangan ketika mengkritik. Tidak terkecuali ketika mengkritik dan menyindir polisi.
Menurut Gus Dur di negeri ini hanya
ada tiga polisi yang jujur. “Pertama, patung polisi. Kedua, polisi tidur.
Ketiga, polisi Hoegeng (mantan Kapolri Hoegeng Imam Santoso).”
Lainnya? Gus Dur hanya tersenyum
28.Obrolan Hari Jumat
Pernah suatu ketika Gus Dur di ruang
kerjanya di Istana Merdeka menerima Mohammad Sobary, peneliti dari LIPI,
kolumnis dan pernah menjadi pemimpin Kantor Berita Antara dan Djohan Effendi
(Kepala Litbang Departemen Agama).
Hampir sepanjang hari Gus Dur
berbincang-bincang dengan kedua sahabatnya tersebut. Sobary sempat menjadi
moderator ketika berlangsung dialog antara Gus Dur dengan masyarakat seusai
shalat Jumat di Masjid Baiturrahim (Masjid Istana Kepresidenan).
Sobary lantas mengulang cerita Gus
Dur tentang hal lucu yang terjadi di sekitar Gus Dur selama masa istirahat.
Sebelum shalat Jumat, Gus Dur dari ruang kerjanya menelepon Menteri Agama di
kantornya.
Kebetulan yang mengangkat telepon di kantor Menteri Agama adalah seorang staf menteri.
Kebetulan yang mengangkat telepon di kantor Menteri Agama adalah seorang staf menteri.
Dialognya demikian:
Gus Dur: Hallo, saya mau bicara
dengan Menteri Agama
Staf Departemen Agama: Ini siapa?
Staf Departemen Agama: Ini siapa?
Gus Dur: Saya Abdurrahman Wahid
Staf Departemen Agama: Abdurrahman Wahid siapa?
Staf Departemen Agama: Abdurrahman Wahid siapa?
Gus Dur: Presiden……
29.Dua Gus Adalah Musuh Orba
Di kalangan Nahdliyin, Gus adalah julukan bagi anak kiai yang mereka hormati . Panggilan hormat itu tetap melekat, bahkan sampai si anak sudah jadi bapak atau kakek . Begitulah, menurut Gus Dur, ada Gus Nun, Gus Mus, dan lain-lain-anpa menyebut diri sendiri.
Lain sikap hormat kalangan
Nahdliyin, lain pula pandangan pemerintah Orde Baru. Yang terakhir ini tak suka
dengan para Gus itu, terutama yang kritis terhadap kekuasaan.
Kekritisan Gus Dur terhadap
pemerintah Orde Baru mengakibatkan ia “dikucilkan.” Gus Nun sering ngomong
pedas, maka dianggap musuh pemerintah juga .
Tapi , kata Gus Dur, di acara jamuan
makan malam bersama tamu-tamunya, sebenarnya ada satu “Gus” lagi yang tidak
disukai pemerintah .
Para tamu pun penasaran, dan
menunggu Gus siapa lagi gerangan yang dimaksud .
“Gusmao…,” ungkap Gus Dur menyebut
nama belakang Kay Rala Xanana (sekarang Presiden Timor Leste), pemimpin
Fretilin yang saat itu masih di penjara.
30.189 Gaya Bersetubuh
Ketika semua pihak berteriak
musnahkan pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena tidak sesuai dengan
syariat Islam, Gus Dur justru kurang sependapat. Gus Dur berusaha mengambil
contoh dari sisi pandangan Islam tentang porno tersebut.
Misalnya saja ketika Gus Dur
menjawab interview dengan Jaringan Islam Liberal, Gus Dur menyebut kitab Raudlatul
Mu’aththar sebagai korban tentang kesalahan memandang pengertian daripada
kata porno.
“Anda tahu, kita Raudlatul
Mu’aththar (Kebun Wewangian) itu merupakan kitab Bahasa Arab yang isinya
tata cara bersetubuh dengan 189 gaya.” “Kalau begitu, kitab itu cabul dong?”
***
31. Guyon dengan Fidel Castro
Nah, ini yang jadi guyonan Gus Dur sewaktu masih menjadi Presiden Indonesia, saat berkunjung ke Kuba. Saat itu dia bertemu pemimpin Kuba, Fidel Castro.
Nah, ini yang jadi guyonan Gus Dur sewaktu masih menjadi Presiden Indonesia, saat berkunjung ke Kuba. Saat itu dia bertemu pemimpin Kuba, Fidel Castro.
Saat itu Fidel Castro mendatangi hotel
tempat Gus Dur dan rombongannya menginap selama di Kuba. Mereka pun terlibat
pembicaraan hangat, menjurus serius. Agar pembicaraan tidak terlalu
membosankan, Gus Dur mengeluarkan jurus andalannya, joke.
Gus Dur lalu bercerita pada pemimpin
Kuba, Fidel Castro, bahwa ada 3 orang tahanan yang berada dalam satu sel. Para
tahanan itu saling memberitahu bagaimana mereka bisa sampai ditahan itu.
Tahanan pertama bercerita, “Saya
dipenjara karena saya anti dengan Che Guevara.” Seperti diketahui Che Guevara
memimpin perjuangan kaum sosialis di Kuba.
Tahanan kedua berkata geram, “Oh
kalau saya dipenjara karena saya pengikut Che Guevara!” Lalu mereka berdua
terlibat perang mulut. Tapi mendadak mereka teringat tahanan ketiga yang belum
ditanya.
“Kalau kamu kenapa sampai dipenjara
di sini?” tanya mereka berdua kepada tahanan ketiga.
Lalu tahanan ketiga itu menjawab
dengan berat hati, “Karena saya Che Guevara…”
Fidel Castro pun tertawa
tergelak-gelak mendengar guyonan Gus Dur tersebut.
***
32. Becak Dilarang Masuk
Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan saat itu, Mahfud MD, tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik. Cerita ini masuk dalam buku Setahun bersama Gus Dur, Kenangan Menjadi Menteri di Saat Sulit.
Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan saat itu, Mahfud MD, tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik. Cerita ini masuk dalam buku Setahun bersama Gus Dur, Kenangan Menjadi Menteri di Saat Sulit.
Ceritanya, ada tukang becak asal
Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “becak dilarang
masuk”. Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang
dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu?
Itu kan gambar becak tidak boleh masuk jalan ini,” bentak polisi.
“Oh saya melihat pak, tapi itu kan
gambarnya becak kosong. Becak saya kan ada yang mengemudi,” jawab si tukang
becak .
“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di
bawah gambar itu kan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk,” bentak pak polisi
lagi.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca,
kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi
tukang becak seperti ini,” jawab si tukang becak sambil cengengesan.
***
33. Radio Islami
Seorang Indonesia yang baru pulang menunaikan ibadah haji terlihat marah-marah.
Seorang Indonesia yang baru pulang menunaikan ibadah haji terlihat marah-marah.
“Lho kang, ngopo ngamuk-ngamuk
mbanting radio? (Kenapa ngamuk-ngamuk membanting radio?)” tanya kawannya
penasaran.
“Pembohong! Gombal!” ujarnya geram.
Temannya terpaku kebingungan.
“Radio ini di Mekkah tiap hari ngaji
Alquran terus. Tapi di sini, isinya lagu dangdut tok. Radio begini kok
dibilang radio Islami.”
“Sampean (Anda) tahu itu
radio Islami dari mana?”
“Lha…, itu bacaannya all-transistor.
Kan pakai Al.”
34. Dua Masalah = Gusdur Tak Bermasalah
Pertama, adalah masalah yang dapat
diselesaikan. Tapi itu bukanlah suatu masalah, karena dapat diselesaikan.
Kedua, masalah yang tidak dapat
diselesaikan. “Untuk masalah yang tidak dapat diselesaikan, jangan diambil
pusing untuk dipikirkan. Kan tidak dapat diselesaikan,”
35.Dicium Artis Cantik
Magnet sense of humor Gus Dur yang tinggi membuat kesengsem salah satu artis cantik saat hadir dalam suatu acara di rumah salah seorang pengasuh Pondok Kajen. Saking gemesnya, artis itu dengan santai langsung ngesun (mencium) pipi Gus Dur tanpa pake permisi.
Magnet sense of humor Gus Dur yang tinggi membuat kesengsem salah satu artis cantik saat hadir dalam suatu acara di rumah salah seorang pengasuh Pondok Kajen. Saking gemesnya, artis itu dengan santai langsung ngesun (mencium) pipi Gus Dur tanpa pake permisi.
Jelas beberapa di antara mereka yang
hadir langsung dibikin kaget dan bingung. Siapa yang kuat ngeliat kiat nyentrik
cuma diem aja disun (dicium) artis cantik.
Tak lama kemudian begitu sudah agak
sepi, Gus Mus yang sedang di antara mereka, langsung numpahin sederet kalimat
yang sudah dari tadi cuma bisa disimpan dalam hati.
“Loh Gus, Kok Gus Dur diam saja sih
disun sama perempuan?’
Dengan santai dan silakan bayangin
sendiri gayanya, Gus Dur malah ngasih jawaban sepele.
“Lha wong saya kan nggak
bisa lihat. Ya mbok sampeyan jangan pengin.”
36. Gus Dur Digoda
Anaknya
Salah seorang anak Gus Dur dengan penuh rasa ingin tahu mengamati ayahnya yang sedang memoleskan krim pembersih wajah yang dicurinya dari meja rias istrinya ke seluruh bagian mukanya.
Salah seorang anak Gus Dur dengan penuh rasa ingin tahu mengamati ayahnya yang sedang memoleskan krim pembersih wajah yang dicurinya dari meja rias istrinya ke seluruh bagian mukanya.
“Kenapa sih Bapak selalu mengoleskan
itu di wajah?” tanya anak itu.
“Supaya bapakmu ini ganteng terus,”
jawab Gus Dur.
Tak berapa lama kemudian Gus Dur
mengambil kapas dan mengusap krem yang menempel di wajahnya seperti yang sering
dilakukan istrinya.
“Lho kok dihapus sih Pak? Putus asa
ya…?” goda anaknya.
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-lang,id-ids,8-t,humor-.phpx
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-lang,id-ids,8-t,humor-.phpx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar